Kenali Dirimu Lewat Cermin
  


Siapa sesunguhnya kita?
Terkadan kita sering terjebak dalam menilai diri sendiri, hingga kita lupa bahwa kita butuh cermin untuk melihat diri kita ini, sebab ada bagian yang tidak bisa kita lihat sendiri. Dan untuk melihat bagian itu kita harus dengan bantuan cermin. Bagaimana kita tahu kalau bedak yang kita gunakan terlalu tebal, bagaimana kita tahu kalau lipstik yang kita gunakan itu berantakan, atau ada jerawat tumbuh subur dijidat, eh hidung kita bengkok? (haha abaikan) . Itu adalah contoh sederhananya. Yang jadi pertanyaanya, siapa yang mau jadi cermin kita? Siapa yang kita harapkan jadi cermin itu?
Saya menulis ini karena teringat kata teman saya tadi, Puput. Katanya “Vin lu harus terima apa kata orang, tidak semua orang itu nilai elu sama kek kita. Mungkin bagi mereka elu gini, elu gitu. Pandangan orang beda-beda vin. Angep aja itu masukan buat elu untuk lebih baik lagi. Jadi elu harus lebih bisa menempatkan diri dimanapun elu berada” saat itu saya hanya diam mendengarkan perkataan teman saya, sembari mencernah apa yang ia katakan.
Jadi gini, sebagian orang mengatakan saya ini dingin (padahal gue bukan es loh :D), cuek,sombong, nyebelin. Sebagian lagi ada yang mengatahkan saya egois. Begitukah? saya tidak tahu, yaahh... walaupun saya sedikit keberatan dengan pendapat mereka, tetapi tak apalah. Toh, saya butuh cermin untuk melihat diri saya. Nah yang memicu saya bikin tulisan ini, penilaian bahwa saya itu SENGAK. Apa itu sengak? Tanya aja sama yang bilang dehh hehe.. menurut yang saya baca dan saya denger, sengak itu belagu, sombong, apa adanya. Benarkah Vina  belagu? Vina sombong?
Begini, menurut saya orang yang menilai saya dingin, cuek,  berarti mereka tidak menarik dimata saya. Kenapa? mungkin mereka juga bersikap dingin atau cuek terhadap saya. Vina sombong? Nah, ini jelas mereka tidak mengenal saya dengan baik dan mungkin mereka hanya mengenal saya hanya dari orang lain.
Nyebelin? Oke saya akui benar, kenapa karena orang rumah yang bilang saya begitu. Yang pastinya mereka jauh lebih mengenal saya. (Maklumin bungsu pak, wajar hahaha). Yang mengatakan saya egois Cuma satu orang, yaitu pacar saya eh mantan ding hihi. Enta dengan alasan apa dia mengatakan begitu, mungkin karena saya tidak mau disalahkan atau... ah entahlah, biarlah dia saja yang tahu.
Terakhir, yang mengatakan saya sengak, menurut saya hanya orang yang terlalu suka basa-basi yang kelewat basi, hingga begitu dihadapkan pada realita dia terkejut.
Tapi dari cermin yang ada dimana-mana itu, saya mencoba memperbaiki diri. Lalu apakah saya harus berubah? Tentu dalam beberapa hal yang saya rasa memang perlu, yang kira-kira membuat hidup saya lebih baik. Tetapi tidak untuk hal yang prinsipil. Dan, mulai untuk malam ini saya akan berusaha untuk memperbaiki diri. Saya harus lebih terbiasa menyapa orang terlebih dahulu, sedikit basa-basi, supaya tidak dibilang sombong. Tetapi saya tidak berhenti mengatakan sesuatu yang benar pada tempatnya, terserah mau di bilang sengak.
 So seperti yang saya katakan dari dulu, saya adalah saya dengan segala yang saya pikirkan, dengan semua yang saya rasakan. dan lebih baik saya dibenci menjadi diri saya sendiri. Dari pada dipuja tetapi menjadi diri orang lain. Bukankah yang kita butuhkan adalah kenyamanan? Dan kenyaman adalah dapat menjadi diri kita sendiri tanpa perlu beerpura-pura menjadi orang lain.


Well, apa kata cemin mu??

Komentar

Postingan Populer