Alzhemer

SELAMAT PAGI....
"KUKURUYUUUK...."
"Kukuruyuuuk .. petok, petok, petok... kukuruyuuuk.... "
Hari masih pagi sekali. Baru jam lima. Tapi ayam-ayam sudah mulai ramai. Saling bersahut-sahutan. Ada yang keras, ada yang sedang-sedang saja, dan ada juga yang fales, tak enak didengar. Mereka semua kompak. Teriak satu, teriak semua. Berkokok satu, berkokok semua. Bertelur satu, bertelur semu... eh, enggak ding. Yang jantan kan enggak bisa bertelur, ya? Pokoknya, setiap pagi, mereka pada kompak membangunkan siapa saja. Dan mereka belum mau berhenti kalau jendela rumah di situ belum terbuka, belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
"Kukuruyuuuk... kukuruyuuuk... kukuruyuuuuk...!Hoiii..!"
"Ya, ya... saya sudah bangun. Selamat pagi, ayam-ayam...." Tiba-tiba
muncul kepala mungil dari balik jendela rumah itu. Sambil tersenyum manis. Kemudian memandang matahari pagi yang masih bersinar malu-malu. Ayam-ayam pun turut tersenyum. Suasana jadi ceria. Apalagi burung-burung ikut bernyanyi. Pagi itu benar-benar indah.
"Cit... cit...cit...," Wah, suara burung-burung itu benar-benar merdu. Kenapa mereka tak rekaman kaset saja, ya?Anak perempuan itu pun membuka jendela kamarnya lebar-lebar. Biar udara bisa bertukar. Biar udara pagi yang sejuk masuk ke kamar. Nanti akan dihirupnya banyak-banyak. Ah... segar sekali. Dan ayam-ayam sudah mulai mencari makan. Mencari makannya tidak jauh-jauh. Di situ-situ juga. Lain dengan orang tua kita yang cari
makannya mesti pergi ke kantor dulu, ke kebun dulu, padahal di kantor ataupun di kebun belum tentu ada makanan. Paling-paling mesin tik, arsip-arsip, cangkul. Aneh juga ya, orang tua kita itu.
Matahari sekarang sudah tidak malu lagi bersinar. Karena sudah masuk jam tugasnya. Dia sorotkan kuat-kuat sinarnya ke bumi biar terang. Eh, matahari pernah kesal juga lho, waktu dibilang kurang perlu bila dibanding bulan. Sebab, katanya, kalau siang hari itu sudah terang, jadi apa gunanya matahari? Sedang malam kan gelap gulita, jadi bulan lebih perlu... hihihi. Ada-ada aja, ya?
Kita kan belum kenalan, seperti kata pepatah tak kenal makanya tak sayang, tak sayang makanya tak cinta, tak cinta makanya jombloooo hihih, anak perempuan itu bernama Karpina. K A KA ER KAR PI IPI N ANA? Iya, Karpina. Anak yang punya rambut panjang bentuk ga jelas, bermata bulat (bulat ga yah?), punya hidung lucu itu memang bernama Karpina. Kata dia, gampang kok ngenalnya. Kalau kamu lagi jalan-jalan, terus ketemu perempuan dan kamu tanya namanya, dia menjawab "Karpina", nah, berarti dia itu Karpina. Ya, dia itu anak jujur. Nggak pernah mengaku-ngaku Siti, Markona, atau Marpuak. Dia cukup bangga kok dengan namanya yang secomot itu.
            Oiya Karpina itu sekarang sudah kuliah semester tiga di kampus elit (katanya), di Universitas Indo Global Mandiri Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Maksud dari dia menulis cerita ini karena dia itu lagi disuruh dosennya bikin ceria tentang diri dia sendiri, dari kecil sampai ia sekarang. Makanya dia nulis nya agak belepotan (heheh sorry ya). alurnya memang dibuat campuran jadi jangan heran jika ceritanya suka lompat-lompat kek sapi eh kek kodok ding hehehe. Dia itu sebenarnya orangnya humoris kok, Cuma saat dia kuliah ini aja dia agak diaman, mungkin dia ini sudah tobat atau lagi puasa ngomong, makanya irit ngomongnya.
            Karpina itu orang nya suka lupaan. Makanya judul ceritanya alzhemer. kok alzhemer? Entalah, tanya saja ke orang nya langsung. Pernah dulu waktu dia masih SMP dia lupa kalau hari itu anak sekolah  pada pakai baju pramuka, dia malah datang ke sekolah dengan memakai baju putih-biru. (aku jugo heran ngapo pacak cak itu? ckckckc). Pernah juga waktu SMA, pergi sekolahnya bawa motor pulangnya jalan kaki, perginya bawa tas, pulangnya ga bawa tas, terus dia itu sering banget lupa meletakkan kunci sepeda motornya, alhasil ketika dia mau berangkat sekolah, dia jadi sibuk nyariin kunci motor. Ternyata pas dia pulang sekolah, kuncinya diletakan di rak sepatu (sepatu barter kunci motor rupanya, ohhh pinaaaa). Kejadian lupa meletakkan kunci motor itu dilakukkannya berulang-ulang. Nah yang paling terbaru, pernah pas awal-awal dia semester satu, saat dia mau pulang ke kosannya, dia malah lupa letak kosannya. Akhirnya dia malah kembali lagi ke kampus, Dan saat dia menceritakan kepada teman nya, temannya malah mentertawakannya (teman yang aneh). Lalu mereka pulang bersama-sama, tanpa henti mentertawakan tingkah laku si Karpina itu.
“Loh disini toh kosaannya, gampang ya Indri” disambut dengan cibirin temannya “halaah palingan besok lupa lagi” Karpina pun hanya nyengir kuda.
            Oke teman, kita akan putar lagi waktu ke massa SD. Menurut Karpina masa sekolah dasar itu masa yang paling menyenangkan. Dia masih bisa ngompol di kasur nya hehe. Pernah waktu itu saat dia lagi sarapan pagi dengan orang tuanya, dia bercerita perihal mimpi nya. "Mah, semalam Ina mimpi dikejar-kejar raksasa. Uh, tegang deh. Ina lari sekuat-kuatnya," celoteh Karpina seru.
Ibunya memandang sebentar. Lalu dengan pelan berujar, "O, pantas kasurmu basah semua. Mungkin itu cucuran keringatmu, ya, In," sindir ibunya menahan tawa.
Kakanya sudah cekikikan saja di ujung meja. Ih, ketauan. Karpina pasti ngompol. Karpina memang paling bisa berdalih kalau dia ketahuan ngompol.Tapi Karpina pura-pura tak mendengar sindiran ibunya. Dia malah mengalihkan pembicaraan. "Eh, tapi kemarin Ina di sekolah dapat hapusan berbie. Bagus deh, Mah. Bentuknya lucu. Wangi
lagi...."
"Ah, kamu dapat nyuri, ya?" sergah ibunya ketika Karpina menunjukkan
penghapus barunya.
"Enggak, Bu."
"Kamu dapat dari mana?"
"Dapat nemu di tempat pinsilnya Willy yang sedang terbuka, Mah. Bagus,
ya?"
Dan Karpina pun langsung melompat turun dari kursinya ketika ada suara
teman memanggil.
"Karpina berangkat, Mah, Pah. Sampai ketemu nanti, ya?"
“Inaaaaaa, penghapus itu..."
Ibunya berusaha menahan, tapi Karpina sudah berlarian menyambut
teman-temannya.

***
Beralih ke masa ketika dia SMP, masa yang menurut Karpina masa yang serba AKU. Aku yang paling oke, aku yang paling cantik, aku yang paling pinter aku yang paliiiiiing imut hehehe. Oiya lupa, Karpina SMP nya di SMP Negeri 1 Babat Toman. Tau enggak? Enggak tahu? Yaudaahhh..
Saat memasuki kelas satu SMP, diawali dengan ospek yang menurut Karpina itu menyenangkan, walaupun panas-pasanan tapi tak apalah sekalian ngecengin kakak kelas yang kece-kece heheh. (genit ih).
            Belum genap satu bulan Karpina sudah menjadi sosok perempuan badung walaupun emang dari dulu sih, Karpina pernah berantem sama teman kelas nya, cowok, setelah saling tonjok-menonjok, yang berakhir dengan catatan buku hitam. Karpina bangga, karena lawan dia berantem, menaggis. (gitu aja nanggis huuu)
 Mungkin Ibu Raden Ajeng Kartina sedih melihat emansipasi seperti ini. Karpina jadi pengen nyanyi deh, yaudah nyanyi dulu yah.. satu...dua...tigaa...
wanita dijajah pria sejak dulu, sejak dulu wanita dijajah pria...
wanita dijajah pria sejak dulu, sejak dulu wanita dijajah pria...
wanita dijajah pria sejak dulu, sejak dulu wanita dijajah pria..”
Menginjak kelas tiga SMP, hari-hari makin menyenangkan walaupun lebih banyak menyedihkan. Karpina masih ingat betapa killer nya Bapak Nazan Yang mengajar Seni Budaya, karena bapak nya suka nonjok, jika siswa tidak bisa menyanyikan lagu Sepasang mata bola. Karpina juga masih ingat bahwa dia pernah dapat nilai rapot matematika paling besar diantara lima kelas, Karpina juga ingat bahwa Nilai MID biologi nya mendapatkan nilai paling tinggi dengan cara yang tak jujur, Karpina juga ingat bahwa dia pernah jadi remaja cabe-cabean yang berakhir bencana kecelakaan mematikan.
Terlepas dari itu semua, Karpina juga sebenarnya orang yang bertanggung jawab. Walaupun dia agak badung, tapi tetap saja, menurut dia nakal itu boleh tapi ada aturannya. Dan nakal itu tidak selalu negatif kok, karena setiap orang pasti pernah merasakan kelabilannya. Itu semua bagian dari menemukan jati diri juga pendewasaan agar menjadi manusia yang lebih baik.  Menurut Karpina kalau saat kecil kita sudah merasakan itu semua, saat kita memasuki tingkat yang lebih dewasa kita bakalan lebih bijak untuk mengambil keputusan, karena kita sudah pernah mengalaminya. ( aku heran kenapa orang yang sudah kuliah masih saja suka main-main? Emang masa kecilnya kurang bahagia ya?)

***
Masuk  ke tahap selanjutnya, masa SMA. Nah di masa ini, Karpina mulai agak kaleman, karena dia itu baru saja abis sembuh dari kecelakaan yang ia ceritakan saat masa akhir SMP nya. Sebenarnya ada hikmah nya juga sih, Karpina jadi agak putihan heheh ya namanya juga orang abis sakit, jadi enggak pernah keluar rumah, palingan kalau keluar rumah, ke sekolah itupun di antar-jemput. (hehe kesannya jadi anak mami nih, biarin ahhh)
            Setelah MOS (Masa Orientasi Siswa) dan Karpina sudah boleh bawa sepada motor lagi. Ternyata kelakuan Karpina tidak jauh beda dengan masa SMP nya (tobat sambel ih). Datang ke sekolah masih sering terlambat, hampir tiap hari malahan, pernah loh abis istirahat siang baru ia datang ke sekolah, temanan nya sama cowok. Pernah sih akrap sama cewek, tapi tahu kan kalau cewek, mukanya ga cuma satu. Saat itu dia jadi berpikir bahwa mempercaya orang lain itu hanya akan mendapatkan kekecewaan terutama memepercayai perempuan. Teman mau tahu kenapa Karpina tidak mempercayainya? Entar ya! kalau Karpina bikin cerita berseri, pasti Karpina cerita kok, asal kalian baca ya! hehhe
            Oiya Karpina belum cerita tentang pacar ya? entar Karpina dikira jomblo abadi lagi. Karpina pernah juga kok punya pacar. Namanyaa hmmm (*******sensor) dia kakak kelas Karpina. Saat itu Karpina enggak ngerti apa-apa (ah sok polos lu) hingga dia tiba-tiba sms Karpina, isi sms nya gini “eh enggak mandi ya?”. karpina waktu itu heran campur penasaran, kok bisa dia tahu kalau Karpina enggak mandi? Tenyata eh ternyata minu....eh termyata pas Karpina duduk diteras dia lewat depan rumah, gitu, makanya dia tahu kalau Karpina enggak mandi. Itulah awal pertemuannya.
Mereka pun makin dekat, Pedekate nya pun cukup lama, (jual mahal ih) sampai Karpina nanya ke dukun, eh enggak ding maksud nya nanya ke teman, katanya “enggak apa-apa pin, lajulah! Orang tua nya baik loh. Kepala sekolah lagi” (emang yang mau dipacarin bokapnya? Teman yang aneh). Akhirnya kami resmi pacaran hehehe. Pacarannya cukup lama, hampir setahun, dicampur putus-nyambung. Kalau kalian nanya mereka pernah ngapain aja? Mereka permah saling pandang saat berpapasan dijalan, saling tatap di kejauhan kelas dan saling cerita saat di telpon. Itu aja? Iyaa. Itu aja.
            Saat kenaikan kelas dua SMA, Karpina mendapatkan Peringkat kelas dua, dari SD sampai sekarang juga dapat peringkat tapi tidak pernah dapat peringkat pertama L (sedih ya). Karpina juga akhirnya putus.  Alasan putus, Karena Karpina enggak terima dia nonton konser perdana JKT48.
Ilustrasi tragedi putus

Rounded Rectangle: SiCowok: beb gue mau ke Palembang ya! Nonton  konser perdana JKT48. Boleh kan?
SICewek: enggaaak boleh. (titik)
SiCowok: ayolah Cuma beberapa hari doang kok
SiCewek:  jadi kamu lebih milih JKT48  dari pada aku? Kalau gitu, kita putus. (telpon dimatikan)
 



           




Di kelas dua, Karpina mulai menaruh percaya pada perempuan, disini juga Karpina mulai berangapan bahwa tidak semua perempuan itu enggak bisa dipercaya. Mereka semua adalah sahabat yang luar biasa (Eka, Unie,Iin, Ayie, lisa, indah, Rossy, tiak) terima kasih untuk warna yang kalian berikan. Aku beruntung.
Masuk ke kelas tiga SMA, mulai ada pertanyaan mau kemana kita setelah ini? Karpina bingggung, Karpina ingin jadi seorang Polwan. Menjelang kelulusan den penerimaan brigadir, Karpina mendaftar tanpa sepengetahuan bapak nya.  Bapak nya melarang, ia mengingatkan Karpina menjadi tenaga ahli kesehatan seperti kakaknya.. Baru setelah semua berkas diserahkan, Karpina memberi tahu Bapaknya bahwa dia mendaftar brigader polri. Orang tua nya hanya diam.
Jelang waktu berlalu tahap demi tahap ia lalui, admistrasi, tes kesehatan tahap 1, psikotest, dan ia digugurkan di tes akademik. Ia pupus, tapi tak menyerah, ia mencoba di tahun depannya. Selama satu tahun dia berlatih keras, tapi apa yang terjadi pendaftaran selanjutnya dia malah gugur di tinggi badan karena persyaratan tinggi badan dinaikan.

Telur.. telur.. bulat.. bulat.. kepompong kupu-kupu..
Kesian diloh..kesian di loh...”

Lalu dia memutuskan untuk kuliah, ia memilih Universitas Indo Global Mandiri jurusan Ekonomi Manajemen, dengan bantuan sahabat nya Iin. Terimah kasih ya J
Sekarang orang tua nya lebih menghargai  pilihannya, dan orang tua nya percaya bahwa pilihan tanpa paksaan adalah pilihan yang terbaik.
Dengan pengalaman yang pernah ia lalui sekarang ia berusaha untuk jadi lebih baik lagi. Seperti kata Syafii Efendy “Pengalaman bukanlah guru terbaik, tapi pengalaman yang  terus menerus dievaluasi  itulah guru terbaik yang sebenarnya”.


*****



PS
Bye-bye...
Kalo kata warkop tertawalah sebelum tertawa itu dilarang
Kalo kata Lupus hidup itu lihat dari segi lucunya
Kalo kata mas Raditya Dika Pindah hati itu seperti rumah (eh apaanseh)
Kalo kata saya enggak usah diseriusin, entar baper
Okee...Salam manis dari saya yang paling manis heheh


Komentar

Postingan Populer