Dear Future Husband


Dear future husband,

Aku tidak mengenalmu, kamu pun juga tidak mengenal aku. Dimasa depan, bila waktunya tlah tiba kita akan bersama. Mengarungi kehidupan berumah tangga, yang sampai sekarang aku tidak tahu dengan siapa.

Bila waktu itu tiba, aku harap kamu mengerti karena aku juga akan berusaha memahami mu. Tegur aku bila aku keliru, marahi aku jika itu sudah di luar kendali mu. Jangan diamkan aku. Mari saling berbicara jika ada masalah. Mari berbagi cerita dalam suka dan duka.

Aku tahu, kehidupan ber-rumah tangga kelak tidak akan selalu senang. Akan ada pasang surut nya. Adakalanya kita mulai bosan dan berfikir kok kamu gini atau kok kamu tidak seperti awal-awal dulu. Maka dari itu mari kita berbicara dan cari solusinya di setiap masalah. Aku ingin kita berbagi pendapat, karena aku percaya setiap masalah pasti ada titik terang nya.

Dear future husband, 
Aku ingin sedikit cerita, aku yang dimasa ini adalah perempuan yang moody-an, kadang anti-sosial, pura-pura kuat tapi rapuh, sangat manja kadang juga aku egois. Kekurangan ku banyak.
Tapi ketahuilah bukan berarti aku tidak menerima pendapat dari orang lain aku sangat terbuka. aku menerima segala kritik dan saran. Hanya saja semuanya tidak akan merubah sesuatu yang di anggap prinsipil.

Kadang, aku sangat sulit tidur di malam hari dan bangun terlalu siang. Kadang juga aku tidur terlalu cepat dan bangun terlalu pagi. Kamu jangan kaget ya hehe. Aku juga tidak pintar sering melakukan hal-hal yang tidak berguna. Mengkonsumsi kopi, mudah bosan, mungkin ini alasan kenapa aku tidak punya pacar di waktu yang lama. Takut jika baru dua minggu sudah bosan. Tapi, aku harap tidak denganmu. Aku mempersiapkanmu di masa depan.

Dear future husband, 
Aku sering kali mencemaskan masa depan, akan jadi apa aku kelak. Apakah aku akan menikah atau tidak. Akankah aku menjadi ibu dan istri yang baik kelak. Bagaimana aku ini? Apa mauku? Kenapa aku? Sering kali aku bingung. 
Tapi yang paling sering aku cemaskan adalah bagaimana jika aku jauh dari orang tuaku, bagaimana jika aku rindu mereka apakah kau akan mengizinkan aku menemui mereka?  Apakah kau akan mengizinkan mereka tinggal denganku?

Dear future husband, 
Saat menulis ini aku akan menapaki usia 23 tahun , tidak memikirkan untuk menikah di waktu dekat, ingin menikah di usia 30 tahun. Tidak tahu kalo abis ini langsung ketemu kamu, bisa di percepat hehe.
Orang tua ku juga tidak pernah membahas nya, apakah aku akan menikah, apakah aku punya pacar atau apakah aku punya seseorang yang ingin dikenalkan. Mereka masih menganggap aku anak kecil. 
Semuanya terasa tabu. Aku tidak tahu, bagaimana kelak jika aku bertemu dengan kamu. Bagaimana aku memperkenalkan mu dengan keluargaku atau aku dikenalkan ke keluargamu. 
Kadang, aku takut. Bagaimana jika orang tua ku tidak menyukaimu atau keluargamu tidak menyukaiku. Semua nya membuat ku cemas.

Dear future husband, 
Aku ingin jadi prioritas untuk mu karena aku juga akan memprioritaskan mu. Aku tidak ingin berbagi, aku ingin menjadi teman mu, aku tidak ingin hanya menjadi pelengkapmu. Aku ingin hanya aku rumah tempat mu pulang. 

Dear future husband, 
Aku tidak akan membatasi pergaulan mu, aku tidak akan melarang mu untuk bertemu teman-temanmu, aku tidak akan melarang apa yang kau sukai, selagi itu baik untukmu. Tapi aku ingin libatkan aku di dalamnya, karena aku tidak ingin hanya jadi pengisi kekosonganmu. Aku ingin kita melangkah bersama, mempunyai sesuatu yang bisa dilakukan untuk bersama. Mempunyai cerita yang bisa di ceritakan. Tidak harus sependapat, tapi berbeda pendapat untuk mencari solusi yang tepat. Tidak harus memiliki misi yang sama hanya saja visi kita harus sama.

Sampai jumpa diwaktu yang tepat.

From,

Your future wife, seorang social introvert (yang lagi mendengarkan lagu Dear future husband_Meghan  Trainor) 

Komentar

Postingan Populer